Panduan Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tahun 2013


fls2nTeman-teman guru yang berbahagia,  Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) dilaksanakan setiap tahun.  Tahun ini dipastikan akan dilaksanakan juga lomba tahunan itu dengan materi yang mirip dengan tahun lalu. Namun untuk jenjang sekolah dasar ada beberapa cabang lomba baru yang sebelumnya belum ada pada tahun lalu, yaitu adanya cabang Pantomim dan membuat cerita bergambar.

Karena sampai hari ini panduan secara resmi tentang FLS2N belum ada, namun begitu kita tetap harus menyiapkan materi maupun artisnya, maka dengan ini saya akan berbagi dengan teman-teman semua tentang Panduan dan Petunjuk teknis pelaksanaan Festival dan lomba  Seni Siswa Nasional Tingkat kecamatan Madukara, kabupaten Banjarnegara yang sudah kami laksanakan pada 30 Maret 2013 yang lalu. semoga bermanfaat untuk teman-teman semua.

ADAPUN PANDUAN JUKNNISNYA SILAHKAN DI DOWNLOAD DI SINI !!

PP No 53 Tahun 2010 tidak akan mampu membuat PNS produktif


Dengan diterbitkannya PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai tentu merupakan upaya baru dari pemerintah untuk membenahi kinerja Pegawai Negeri Sipil yang selama ini dikenal sangatlah tidak efektif. Upaya ini tampak sangat progresif dengan sederet sanksi-sanksi bagi pegawai yang melanggar ketentuan yang telah diatur. Sebagaimana diatur dalam Bab III tentang Hukuman Disiplin yang secara lengkap dituliskan sebagai berikut:

Pasal 5

PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dijatuhi hukuman disiplin.

 Pasal 6

Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

 Pasal 7

(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. hukuman disiplin ringan;

b. hukuman disiplin sedang; dan

c. hukuman disiplin berat.

(2)  Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan

c. pernyataan tidak puas secara tertulis.

(3)  Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari:

a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;

b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan

c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

(4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari:

a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;

b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;

c. pembebasan dari jabatan;

d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan

e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Dilihat dari pendekatannya PP ini dapat dikatakan sebagai pendekatan feodal. Hal tersebut terlihat dari seluruh isi PP ini hanya mengatur tentang Hukuman bagi PNS yang melanggar peraturan pemerintah atau tidak disiplin. Sedangkan PNS yang melaksanakan disiplin dengan baik, atau malah berprestasi dalam menjalankan tugas tidaklah ada apresiasi berdasarkan PP ini. Mungkin   asumsinya adalah sebuah kedisiplinan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh PNS adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PNS. Baca lebih lanjut

Kompetensi Dasar Guru sebagai Agen Pembelajaran (Implementasi dari Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen)


(Disajikan dalam workshop “Bedah Profesionalisme guru” pada 7 Maret 2010 di Wonosobo)

Masalah yang terus menjadi masalah dalam dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses pembejaran lebih diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan tidak berupaya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi miskin dalam aplikasi.

Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran sains tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran agama, tidak dapat mengembangkan sikap yang sesuai dengan norma-norma agama, karena proses pembelajaran hanya diarahkan agar siswa bisa menguasai dan menghafal materi pembelajaran. Mata pelajaran bahasa tidak diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, karena yang dipelajari lebih banyak bahasa sebagai ilmu bukan sebagai alat komunikasi. Anak hafal masalah perkalian dan pembagian, tetapi mereka bingung berapa harus membayar manakala ia disuruh membeli 2,5 kg telur, dengan harga satu kilogram Rp 12.500,-; Anak juga hafal langkah-langkah berpidato, tetapi mereka bingung ketika mereka disuruh bicara di muka umum. Gejala-gejala seperti ini merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan kita. Baca lebih lanjut

Paket Pelatihan Ice Breaking untuk Guru


Ice breaking atau penecah kebekuan suasanan sangatlah penting bagi seorang guru yang selalu mengharapkan perhatian penuh dari para siswanya selama ia mengajar. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu focus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak lagi dapat focus.

Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut untuk selalu bisa menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus mengaktifkan. Namun kebanyakan para guru saat ini sangat miskin akan kreasi menciptakan berbagai model ice breaking. sehingga kondisi kelas lebih banyak menegangkan, sehingga siswa selalu berteriak gembira jika mendengar bel istirahat atau pulang. Mereka merasa terkungkung oleh kondisi yang serius secara terus-menerus. Dalam kondisi yang demikian anak cepat merasa capai dan bosan.

Ada banyak macam energizer atau ice breaking yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun demikian, jenis ice breaking harus dipilih agar tetap memberikan makna edikatif bagi anak. Berikut materi pelatihan ice breaking untuk para guru, paling tidak dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis.

  1. Jenis yel-yel
  2. Jenis tepuk tangan
  3. Jenis menyanyi
  4. Jenis gerak dan lagu
  5. Jenis gerak anggota badan
  6. Jenis games
  7. Cerita/ dongeng-dongeng bijak
  8. Cerita-cerita lucu

Untuk mengenal lebih jauh tentang pelatihan energizer atau ice breaking ini pembaca dapat menghubungi penulis di  sunartombs@gmail.com ataudapatkan bukunya di https://sunartombs.wordpress.com/2012/04/16/buku-icebreaker-dalam-pembelajaran-aktif/. Anda bisa juga memesan lewat sms di 081327030274

Sertifikasi Guru dalam Jabatan (Permendiknas No 10 Tahun 2009)


PERMENDIKNAS Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, yang didalamnya mengatur proses sertifikasi guru dan pengawas sekolah dalam jabatan, baik yang dilaksanakan melalui uji kompetensi maupun pemberian sertifikat langsung.

Dengan demikian, maka PERMENDIKNAS No. 17 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang kemudian diperbarui dengan PERMENDIKNAS No. 11 Tahun 2008 dinyatakan tidak berlaku. Perbedaan dalam PERMENDIKNAS No 10 Tahun 2009 ini adalah diaturnya sertifikasi bagi pengawas

Anda ingin mengetahui lebih lengkap isinya? Silahkan klik di bawah ini!

PERMENDIKNAS Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Pengertian Cooperative Learning


 Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang banyak menarik perhatian kalangan pengajar. Berikut saya sajikan pengertian cooperative learning hasil dari terjemahan artikel cooperative learning dari http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm.

cooperative-learning11Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang cukup berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.

Semua anggota kelompok berusaha untuk saling menguntungkan sehingga semua anggota kelompok bisa: Baca lebih lanjut

Tips Menjadi Fasilitator yang menarik


Fasilitator mempunyai banyak kesamaan dengan seorang artis. Kalau seorang artis akan tampil dipanggung untuk bernyanyi atai bersandiwara, sedangkan bagi seorang fasilitator tampil adalah untuk menyajikan materi pelatihan. Berbagai upaya dilakukan oleh seorang artis untuk menarik perhatian para penontonnya, seperti memakai pakaian mencolok dengan rambut disemir. Melantunkan lagu-lagu baru dengan memadukan koreografi yang berbeda dari biasanya.

Sunarto Fasilitator yang menarik

Sunarto Fasilitator yang menarik

Apakah fasilitator perlu juga berupaya menarik perhatian bagi para peserta? Jawabnya adalah YA. Fasilitator adalah publik figur (pusat perhatian) bagi para peserta pelatihan. Seorang yang menjadi publik figur tentulah harus tetap menarik dilihat kapanpun dan di manapun. Tentu teknik-teknik menarik perhatian seorang fasilitator akan berbeda dengan seorang artis. Karena seorang fasilitator tetap berfungsi sebagai ”guru” bagi para pesertanya, maka harus tetap memperhatikan norma-norma tertentu yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi para ”muridnya”.
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan oleh penulis, fasilitator yang kurang menarik adalah sebagai berikut: Baca lebih lanjut

Tips untuk menjadi Fasilitator yang Percaya Diri


Sunarto Fasilitator Percaya Diri

Sunarto Fasilitator Percaya Diri

Percaya diri merupakan hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator. Fasilitator yang kurang memiliki rasa percaya diri akan banyak menghadapi kendala ketika menyajikan materi dihadapan para peserta. Hal-hal yang mungkin terjadi jika fasilitator tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat, antara lain:

(1) Lupa mengungkapkan kata-kata yang harus disampaikan, padahal sudah direncanakan dengan baik,

(2) Materi yang disampaikan lebih cepat selesai dari yang direncanakan, padahal waktu masih lama,

(3) menjadi kurang jernih dalam menanggapi permasalahan yang muncul dalam pelatihan, Baca lebih lanjut

Kisi-kisi Ujian Nasional SMP tahun 2009


Untuk mempersiapkan putra-putri anda agar sukses pada Ujian Nasional tahun 2009 ini,  berikut saya sediakan kisi-kisi Ujian Nasional untuk SMP/MTs. Silahkan DOWNLOAD saja dan semuanya adalah gratis untuk anda. Dengan mendownload kisi-kisi ini tentu proses belajar menjadi terfokus sehingga putra-putri kita lebih siap menghadapi ujian Nasional tahun 2009 pada bulan April yang akan datang.

Agar proses download anda tidak mengalami kesulitan, berikut saya jelaskan langkah-langkah downloadnya:

1. Klik saja pada kata DOWNLOAD yang berwarna biru di atas!

2. Anda akan memasuki laman 2shared.com. karena memang di sanalah saya menitipkan file dalam format pdf.

3. Lihat tulisan paling bawah dan klik pada kata save to pc.

4. Selamat mencoba

Pengelolaan Kelas Teknologi Terbatas


Bagaimana guru dapat menggunakan 1 atau 2 unit computer saja untuk 40 siswa? Bagaimana guru dapat membantu siswa mereka untuk belajar bagaimana menggunakan ICT tanpa harus mengorbankan seluruh waktu belajar untuk pelajaran computer semata? Masalah manajemen atau pengelolaan semacam ini sering menjadi masalah terpenting yang dihadapi para guru pada saat ingin memulai ICT. Padahal, di negara-negara lain di dunia, para guru telah berhasil menggunakan 1 atau 2 unit computer untuk sekelompok besar siswa — dan dapat dikatakan telah berhasil dengan baik.

Pedoman ini memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang sering diajukan para guru. Pedoman ini memperkenalkan 4 model manajemen untuk menyelenggarakan kelas komputer yang terbatas (sebuah kelas yang hanya memiliki 1 sampai 4 komputer untuk 40 siswa). Model-model ini meliputi:

• Model Pusat/Stasiun Pembelajaran (The Learning Centers/Stations Model)
• Model Navigator (The Navigator Model)
• Model Kelompok Kolaboratif (The Collaborative Groups Model)
• Model Para Ahli (The Expert Model) Baca lebih lanjut